Salah satu hak peserta didik adalah untuk mendapatkan
pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik
yang sama. Memperhatikan hak anak didik dalam satuan pendidikan maka seorang
guru diwajibkan untuk mendidik anak dengan baik sesuai ajaran agama dan norma
norma yang berlaku didalam masyarakat dan anak diwajibkan untuk memahami dan
memperdalam ilmu agama. Pendidikan agama adalah suatu proses pembinaan dan
pengajaran yang dilaksanakan dalam segala segi, yang dapat membimbing dan
mengarahkan seseorang menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan
berpegang teguh terhadap ajaran agama Allah, yaitu agama Islam. Melihat realita
yang terjadi dalam masyarakat, bahwa saat ini perilaku anak sudah tidak sesuai
dengan nilai-nilai agama, moral dan nilai-nilai budaya yang hidup dalam
masyarakat. Padahal maju atau mundurnya suatu bangsa sangat tergantung
bagaimana bangsa itu memperlakukan atau mendidik anak-anaknya. Oleh karena itu
guru harus berperan aktif dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter
anak maka secara tidak langsung tujuan pendidikan nasional akan terwujud.
Adapun peran guru agama Islam dalam pembentukan karakter anak yaitu sebagai
berikut:
1.
Berperilaku sesuai ajaran agama Guru agama Islam dalam mendidik anak didik
mengharapkan agar anak didiknya dapat berahlak mulia dalam pergaulan baik
dilingkungan sekolah, ataupun diluar sekolah. Oleh karena itu para pendidik
perlu memperdalam pencapaian dan peningkatkan bentuk penghayatan mereka
terhadap ajaran Islam. Sehingga guru tidak hanya mentransfer ilmunya tapi guru
juga harus mendidik anak agar berperilaku sesuai yang ditetapkan dalam ajaran
agama Islam.
2.Memahami
anak Guru dalam membimbing ataupun memberikan pemahaman tentang Islam kepada
anak, selayaknya dapat memahami tingkat kemampuan setiap anak didiknya karena
setiap anak memiliki sifat dan kemampuan yang berbeda untuk memahami pelajaran,
sehingga ada kesulitan pada anak didik untuk memahami apa yang disampaikan oleh
guru serta anak didik mampu mengamalkan dari apa yang disampaikan.
3.
Mengikuti perkembangan anak didik Guru adalah tenaga pengajar, akan tetapi
terkadang guru lupa akan kewajibannya dan tidak jarang guru mengajarkan
perilaku yang baik kepada anak tapi tidak diikuti dengan bimbingan penuh serta
perhatian kepada anak baik ketika anak tersebut berada dilingkungan sekolah
ataupun diluar lingkungan sekolah.
4.
Berperan aktif dalam memberikan bimbingan dan nasihat Untuk membentuk karakter
anak, maka guru agama harus lebih mengetahui fungsinya dalam memberikan
bimbingan ataupun nasihat kepada anak didiknya dalam berperilaku. Sehingga anak
terkontrol dalam bergaul dengan sesama temannya terlebih kepada orang tua dan
guru, selain itu pula anak dapat menfilter terhadap pengaruh negative yang akan
merusak akhlak bahkan mengubah pola berfikir anak kedepannya. Selain itu pula
bahwa guru selaku pembimbing tidak henti-hentinya mengarahkan dan memperbaiki
perilaku anak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai keagaaman dan sudah menjadi
kebiasaan, walaupun sangat sulit untuk merubah kebiasaan buruk anak, tapi guru
memaksimalkan perananya dalam membentuk karakter sehingga anak tersebut
mencerminkan sifat kemandirian, mampu meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya,
mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai dan akhlak
mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Memperhatikan
peran guru dalam membentuk karakter anak yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka guru harus berusaha menjadi guru ideal, di samping menjadi contoh
moralitas yang baik, diharapkan guru memiliki wawasan keilmuan dan pengetahuan
yang luas sehingga materi yang disampaikan dalam hal ini Pendidikan Agama Islam
dapat ditinjau dari berbagai disiplin keilmuan yang lain. Memahami psikologi
anak didik sangat diperlukan pula. Belajar Pendidikan Agama Islam di sekolah
bagi anak didik bukan saja belajar tentang yang boleh dilakukan dan apa yang
tidak boleh dilakukan (halal dan haram), tetapi mereka belajar adanya pilihan
nilai yang sesuai dengan perkembangan anak didik, dari hasil itu, guru dapat
memaksimalkan diri untuk berfikir strategi agar anak didik mengamalkan
nilai-nilai keagamaan. Guru dalam mentransfer nilai tidak hanya diberikan dalam
bentuk ceramah, tetapi bagaimana guru berkreasi dalam memberikan strategi
pembelajaran kepada anak didik, sehingga suasana belajar tidak monoton dan anak
didik terasa menyenangkan dan tidak bosan dengan suasana belajar. Guru
Pendidikan Agama Islam diharapkan mengikuti perkembangan metode pembelajaran
mutakhir untuk menggunakan media teknologi informasi dalam pembelajarannya demi
untuk memberikan yang terbaik kepada anak didik kedepannya. Selain itu pula
bahwa dalam memberikan materi kepada anak harus memahami tingkat kemampuan setiap
siswanya karena setiap anak memiliki sifat dan kemampuan yang berbeda untuk
memahami pelajaran, sehingga terkadang ada beberapa siswa kesulitan untuk
memahami apa yang diajarkan dan disampaikan oleh guru.
sumber:
http://andirafiqah.blogspot.com/2012/10/peran-guru-pendidikan-agama-islam-dalam.html
Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu
faktor penunjang dalam pendidikan moral. Orang yang bermoral adalah
orang yang memiliki sikap batin yang baik dan melakukan
perbuatan-perbuatan yang baik pula. Sikap batin ini disebut juga hati.
Orang yang baik memiliki hati yang baik. Akan tetapi sikap batin yang
baik baru dapat dilihat oleh orang lain setelah terwujud dalam perbuatan
lahiriyah yang baik pula. Selain itu Pendidikan Islam merupakan salah
satu faktor yang membentuk kepribadian yang luhur bagi peserta didik.
Selain membentuk kepribadian yang luhur, pendidikan agama Islam juga
bertujuan menanamkan keimanan pada diri peserta didik yang tercermin
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Untuk mengetahui peran
pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlak siswa dilakukan penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui moralitas peserta didik, sebagaiman di
utarakan dalam rumusan masalah: a) bagaimana peran PAI dalam pembinaan
akhlak siswa, b) bagaimana peran Pramuka dalam pembinaan akhlak siswa,
c) faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam pembinaan
akhlak siswa. Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan menjadi
salah satu gambaran bagi pendidik agama Islam dalam meningkatkan metode
pembelajaranya.
Dalam merealisasikan tujuan tersebut diatas, maka
di gunakan dua pendekatan yaitu pendekatan teoritis yaitu pendekatan
dengan melakukan studi kepustakaan yang ada kaitanya dengan judul
skripsi dengan menggunakan metode deduktif dan induktif. Dan pendekatan
empiris yang bertujuan untuk mengetahui secara langsung gambaran objek
penelitian yang dilakukan dengan mencari, mengamati, dan mengolah data
yang di peroleh dari hasil penelitian.
Penelitian ini dilakukan di
SMPN 23 Malang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan metode analisis data
yang bersifat kata-kata atau kegiatan yang di temukan di lapangan
dianalisis dengan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam berpengaruh dalam pembentukan
moralitas peserta didik. Pendidikan yang efektif dilakukan adalah
pembentukan lingkungan yang agamis sehingga dapat berpengaruh langsung
dengan aktifitas mereka. Sedangkan lingkungan yang kurang mendukung
dalam pembentukan moral mereka adalah adat istiadat pergaulan serta
kemajuan teknologi yang tidak diimbangi dengan kedalaman spiritual dan
kematangan jiwa.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat
disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pendidik
dalam memberikan pendidikan. Pengaruh kemajuan teknologi yang secara
tidak langsung memberikan dampak pada prilaku seseorang.
sumber:
http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=05110060